Kasih tidak mencari keuntungan diri sendiri
I Korintus 13:5
Dalam cerita orang yahudi diceritakan ada 2 orang yang bersahabat tinggal di 2 desa yang berdampingan. Yang seorang adalah kepala keluarga dari satu keluarga besar, sedangkan yang lainnya adalah seorang yang hidup sebatang kara.
Suatu malam sahabat yang menjadi kepala keluarga besar tersebut terbangun dan terpikir akan keadaan temannya yang sebatang kara itu. Sahabatku hidup sendirian, tanpa punya istri, anak-anak maupun saudara yang dapat menyukakan hatinya seperti aku ini. Kalau demikian aku akan membawakan baginya seonggok gandum, akan kutaruh didekat rumahnya. Dalam waktu yang sama sahabat yang sebatang kara itu berpikir, sahabatku mempunyai keluarga besar, kebutuhannya lebih banyak dari kebutuhanku yang seorang diri ini.
Kedua sahabat ini mempunyai tekad untuk saling berbuat baik bagi sahabatnya dan menyukakan sahabatnya, sementara mereka berusaha mewujudkan niat hatinya mereka berjumpa ditengah jalan dan saling berpelukan mengutarakan isi hati mereka dan niat hatinya. Menurut cerita Yahudi, ditempat perjumpaan mereka itu akhirnya dibangun Bait Tuhan, kasih kita kepada sesama kita akan membuat kita senantiasa memikirkan hal-hal yang baik untuk sesama.
Itulah kasih yang sesungguhnya ia tidak menghakimi saat sahabatnya mengalami hal yang tidak menyenangkan, tapi dia akan ber empati kepada sahabatnya yang sedang mengalami masalah.
