Menunggu adalah bagian dari hidup yang sering kali terasa berat, apalagi saat menyangkut hal besar seperti pasangan hidup. Di tengah usia yang terus bertambah dan pertanyaan orang sekitar yang semakin sering, banyak dari kita berharap jawaban doa itu datang cepat. Tapi kenyataannya, tidak semua berjalan sesuai waktu yang kita inginkan.
Bagi sebagian orang, menanti pasangan hidup terasa seperti doa yang menggantung di langit, belum juga turun ke bumi. Sudah berdoa, memperluas pergaulan, memperbaiki diri, bahkan ikut retret rohani, tapi tetap belum ada kepastian. Di titik itu, menunggu bisa berubah dari sekadar tidak nyaman menjadi melelahkan secara emosi dan rohani.
Namun, justru dalam masa penantian yang panjang itulah, sesuatu sedang terjadi di dalam diri kita, meskipun dari luar tampak diam. Kita mungkin tidak sadar, tapi kita sedang dibentuk. Diuji dalam hal kesabaran, dilembutkan dalam hal pengharapan, dan diajarkan untuk melepaskan kontrol serta percaya sepenuhnya pada waktu Tuhan.
Kesabaran yang dulunya terasa mustahil, perlahan mulai tumbuh. Kita mulai tidak lagi marah ketika orang lain bertunangan lebih dulu. Tidak iri ketika melihat postingan pernikahan di media sosial. Tidak lagi merasa tertinggal saat teman seangkatan sudah memiliki keluarga. Kita belajar untuk tetap tenang, tetap percaya, dan tetap berpengharapan, tanpa kehilangan diri sendiri.
Menunggu bukan soal pasrah tanpa arah. Menunggu yang sejati adalah ruang pembentukan. Tuhan tidak hanya sedang mempersiapkan seseorang untuk kita. Dia juga sedang mempersiapkan kita untuk menjadi pribadi yang siap mengasihi, memimpin, dan bertumbuh bersama orang yang nanti akan Dia percayakan.
Hidup orang percaya memang penuh penantian. Bukan hanya tentang pasangan hidup, tapi juga tentang jawaban doa, pemulihan, panggilan hidup, bahkan tentang kedatangan Yesus kembali. Penantian adalah bagian dari perjalanan iman, dan di dalamnya, ada pembentukan yang tidak bisa digantikan oleh proses cepat.
Jadi, jika kamu sedang ada di musim menunggu, kamu tidak sendiri. Kamu tidak terlambat. Kamu tidak ditinggal. Bisa jadi, kamu sedang dibentuk menjadi pribadi yang lebih matang, lebih sabar, dan lebih peka terhadap suara Tuhan.
Menunggu memang tidak selalu menyenangkan. Tapi jika kita mau, penantian bisa menjadi tempat Tuhan bekerja paling dalam dalam hidup kita.