Deeper Journey, Faith, Life

Cara Tuhan Menjawab Doa Kita

Fig 24 10 2018 21 52 40 1

Ada seorang tentara Amerika yang melayani Tuhan berdiri di pinggir jalan untuk mencari tumpangan ke kota Chicago di Illinois. Sebenarnya perbuatan “hitchhiking” ini melanggar hukum dan sangat berbahaya, tetapi tidak ada alternatif lain bagi tentara ini kecuali melakukan hal itu.

Tiba-tiba sebuah limousine warna hitam menghampiri tentara itu dan memberikan tumpangan.

Tentara dan pemilik limousine tersebut saling berkenalan (siapa namanya, asalnya dari mana, kerja di mana, dsb) dan tiba-tiba Roh Kudus membisikkan dalam hati tentara ini untuk membagikan berita mengenai keselamatan di alam Kristus kepada pemilik limousine ini. Tentara itu menolak bisikan Roh tersebut, karena pikirnya, masakan saya habis melanggar hukum tiba2 memberitakan Kristus, dan terlebih lagi karena tentara ini TAKUT dipukuli pemilik limousine ini dan diturunkan di tengah jalan.
Tapi bisikan Roh Kudus tersebut sedemikian kuat sehingga tentara ini tidak tahan lagi dan berkata kepada pemilik limousine ini, “Pak… boleh nggak saya menanyakan masalah pribadi?” “Oh, boleh saja,” jawab Bapak ini, “Pertanyaan apa?” “Kalau misalnya Bapak meninggal dunia besok pagi, Bapak kira-kira akan masuk surga atau masuk neraka?” “Kamu tahu nggak?” jawab Bapak ini, “Sesaat sebelum saya memberimu tumpangan, saya juga tiba-tiba memikirkan hal itu, dan saya pikir kalau saya mati besok, saya akan masuk neraka.” “Bapak mau nggak saya beritahu caranya masuk surga?” tanya tentara ini. “Oh, tentu saja mau,” jawab Bapak itu.

Tentara itu lalu mulai membagikan berita keselamatan mengenai Yesus Kristus dan menantang Bapak ini untuk menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Bapak itu bersedia menerima Yesus, dan ia menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan mengajak tentara itu membimbing dia berdoa untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Air mata meleleh di pipi Bapak ini. Ia mengatakan, “kamu tahu nggak? Malam ini kamu sudah melakukan hal yang sangat besar bagi hidup saya, saya nggak akan pernah melupakan apa yang kamu sudah lakukan bagi hidup saya Chicago, ketika tentara ini mohon diri (turun dari mobil), Bapak itu memberikan satu kartu nama sambil berkata, “Ketahuilah… hari ini anda sudah melakukan hal yang sangat penting dalam hidup saya. Kapan-kapan kalau main ke Chicago hubungilah saya di alamat ini.” dan tak lama kemudian mereka berpisah.

Waktu lima tahun sudah berlalu dan tentara ini kemudian kembali berkunjung ke kota Chicago, dan ia ingat akan kartu nama yang diberikan oleh Bapak pemilik limousine ini kepadanya. Tentara ini ingin tahu kabar mengenai Bapak tersebut, dan ia datang ke alamat yang tertera di kartu nama tersebut, dan ia sampai ke sebuah gedung pencakar langit kantor pusat sebuah perusahaan raksasa di Amerika Serikat. Ia memberikan kartu tersebut kepada satpam, dan satpam itu sangat terkejut dan bertanya, “Dari mana kamu dapatkan kartu ini?” Tentara itu menjawab, “Yang empunya kartu itu sendiri yang memberikannya kepada saya.” sehingga satpam itu menjawab, “Kamu naik ke lantai paling atas, sampai sana belok kiri dan kamu tanya pada sekretaris yang ada di sana.”
Tentara itu naik ke lantai paling atas dan memberikan kartu nama itu kepada sekretaris yang ada di sana yang juga sangat terkejut, “Dari mana anda dapatkan kartu ini?” Jawab tentara itu, “Wah… panjang ceritanya… tapi beliau sendiri yang memberikannya kepada saya.” “Bapak ini sekarang tidak ada di sini…apakah anda ingin bertemu dengan istrinya?” “Boleh”, jawab tentara itu, dan ia dipertemukan dengan istri Bapak itu yang adalah Presiden Direktur dari perusahaan raksasa tersebut. “Dari mana kamu peroleh kartu ini?” tanya ibu (istri) tersebut.

Tentara itu menceriterakan ihwal pertemuannya dengan Bapak itu dan bagaimana Bapak itu menerima Yesus sebagai penyelamatnya. Mendengar itu semua meledaklah tangis Ibu tersebut. Ia menceriterakan bahwa tak lama sesudah menurunkan tentara itu, limousine tersebut memperoleh kecelakaan yang sangat fatal yang menewaskan Bapak tersebut. Ibu itu mengatakan bahwa bertahun-tahun ia berdoa supaya suaminya diselamatkan, dan ia mengira bahwa suaminya meninggal tanpa diselamatkan, sehingga ia begitu marah kepada Tuhan dan meninggalkan gereja dan pelayanannya.

Apa yang dilakukan oleh tentara itu adalah hal yang paling penting yang pernah terjadi dalam hidup Bapak itu, tetapi hal yang tidak kalah penting lagi ialah CARA Allah mengabulkan doa ibu itu.

Ibu itu sadar bahwa Allah BEKERJA di dalam doa2 yang disampaikannya TANPA memberitahu Ibu tersebut bahwa doanya TELAH DIKABULKAN TUHAN.

Dari kisah ini kita bisa belajar:
HARUSKAH Tuhan itu memberitahu kita apabila Ia bekerja dalam rangka mengabulkan doa-doa kita?

TIDAKKAH mata iman kita itu bisa melihat bahwa di balik doayang SEPERTINYA tidak dikabulkan oleh Tuhan itu TERNYATA Tuhan bekerja untuk mengabulkan doa2 kita? Sedemikian cepatnyakah kita MENUDUH bahwa Tuhan itu tidak setia, Tuhan itu berbohong, Tuhan itu tidak menjawab doa-doa kita, dan Tuhan itu tidak berkenan atas doa-doa kita?

HARUSKAH Allah itu mengabulkan doa kita dengan cara yang SESUAI dengan cara yang kita sodorkan kepada Tuhan? Apakah kita sudah sedemikian “dijangkiti” oleh “doa instan” yang “harus dikabulkan hari ini juga”,”harus dikabulkan tahun ini juga” dan lain sebagainya?

Advertisements
Church, Faith

Gereja Yang Mati

Sungguh, baik Nabi maupun Imam berlaku fasik, dirumah Ku pun juga Aku mendapati kejahatan mereka,…
Fig 28 10 2018 22 52 27 1
Deeper Journey, Faith

Kenikmatan Doa

Berserulah kepada Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar…
Fig 21 10 2018 21 12 21 1
Deeper Journey, Faith, Interests, Music

Its Christmas Day

Saya tidak tahu apakah renungan berikut ini bisa jadi renungan Natal atau tidak. Yang jelas,…
Fig 01 12 2019 06 11 59 1