Deeper Journey, Faith

Darah Yesus Kristus

Fig 25 10 2018 07 58 52 1

Korban persembahan adalah sesuatu yang Allah karuniakan kepada manusia, yakni pemberian dari Allah bagi kebutuhan manusia. Allah yang punya kemampuan untuk menyelamatkan manusia dan manusia yang membutuhkan keselamatan bagi dirinya. Jadi bukan pemberian manusia kepada Allah, sebab bagaimana mungkin, manusia yang berdosa dan tidak berdaya mampu mempersembahkan kepada Allah yang kudus dan berkuasa?

Karena nyawa makhluk ada di dalam darahnya dan Aku telah memberikan darah itu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan pendamaian bagi nyawamu, karena darah mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa. (Imamat 17:11)
Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: “Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. (Wahyu 5:9)

Dari ayat-ayat di atas, dalam Imamat 17:11 dan juga di Wahyu 5:9, dapat ditemukan dua penjelasan mengenai makna darah dan kurban persembahan. Yaitu tentang konsep pendamaian, oleh karena ada penebusan, redemption dan konsep pengganti, substitution.
Pertama, maksud dari darah itu ialah untuk mengadakan pendamaian. Sebab setiap kata yang diterjemahkan menjadi pendamaian adalah dimaksudkan sebagai membayar harga, suatu harga untuk penebusan. Upah dosa ialah maut. Orang yang berdosa tidak dapat menghadap Allah yang Maha Kudus. Dosa membuat orang terpisah dari Allah, dan pisah dari Allah berarti kematian. Tetapi bila harga tersebut, hukuman dan kematian, dibayar lunas melalui kematian dengan darah tercurah, maka terjadilah pendamaian, recontiliation, hubungan Allah dan manusia dipulihkan kembali.

Kepada siapakah pembayaran tersebut diberikan? Darah mengadakan pendamaian dengan menyediakan harga yang cukup untuk membayar lunas hutang dosa di hadapan Allah, suatu nilai penghukuman yang tersedia dan telah dilunasi oleh penghukuman oleh yang menanggungnya, yaitu Kristus yang menanggung hukuman manusia yang berdosa.

Kedua. Bahwa darah dapat menjadi perantara pendamaian dengan nyawa. Ulangan 19:21, menyatakan tentang “nyawa ganti nyawa”, artinya nyawa sebagai pembayaran atas nyawa. Darah berarti kematian, pemusnahan kehidupan atau nyawa. Dalam persembahan kurban nyawa dimusnahkan, darah yang tertumpah merupakan tanda telah diambilnya nyawa bagi pembayaran dosa-dosa orang yang bersalah dan bagi nyawanya yang telah ternoda oleh dosa. Persembahan hewan sebagai kurban menyatakan prinsip tersebut di atas dengan penggenapan sepenuhnya dalam kematian Tuhan Yesus Kristus.

Darah Dalam Lintasan Sejarah Manusia
Darah perjanjian, melalui Kristus yang akan datang, dari generasi ke generasi telah membuktikan kuasa Allah yang sangat luar biasa. Darah adalah satu-satunya jalan pendamaian antara manusia dengan Allah. Berikut adalah beberapa catatan tentang kuasa darah dalam sejarah lintasan kehidupan manusia.

1. Adam dan Hawa (Kejadian 3:15-21)
Ketika Allah menggantikan daun pohon ara yang dipakai manusia untuk menutupi ketelanjangannya dengan kulit binatang. Ketika itulah Allah memberikan pengajaran kepada manusia, bahwa ketelanjangan lambang dari dosa-dosa tidak dapat diselesaikan dengan cara dan kekuatan manusia. Usaha manusia seperti kain kotor dan tidak mungkin menutupi kekotoran dosa. Hanya persembahan korban, Kristus yang dikorbankan, dosa dapat dihapuskan, hubungan manusia dengan Allah dipulihkan.

2. Kain dan Habel (Kejadian 4:1-16)
Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah, sedangkan Habil mempesembahkan korban persembahan anak sulung kambing dombanya. Tuhan Allah menolak persembahan Kain dan menerima korban persembahan Habil.
Allah menolak korban persembahan Kain oleh karena Kain mencoba mengantikan persembahan korban tanpa tertumpahnya darah. Allah menolak persembahan hasil bumi Kain, upaya-upaya dan kekuatan manusia, dan menerima persembahan korban Habel, karena ia mempersembahkan dengan korban, tertumpahnya darah, tepat seperti yang Allah ajarkan kepada Adam.

3. Henokh (Kejadian 5:21-24)
Henokh diangkat hidup-hidup oleh Allah, kembali kepada Tuhan Allah tanpa melalui proses kematian fisik. Dan yang membuat Henokh diangkat Allah hidup-hidup, adalah karena Henokh hidup bergaul dengan Tuhan Allah.
Makna darah, sebagaimana penjelasan di atas adalah pendamaian, relasi manusia dengan Allah dipulihkan kembali. Dapat dipastikan bahwa alasan Henokh dapat bergaul karib dengan Allah, karena persembahan korban dengan tertumpahnya darah. Karena itu, Henokh diangkat hidup-hidup oleh Tuhan Allah.

4. Nuh dan Keluarganya (Kejadian 6:9-22; 7:24)
Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.
Di hadapan Allah Nuh adalah orang benar dan tidak bercela. Dan Nuh bergaul akrab dengan Allah. Status itulah yang menjadikan Nuh dan bahkan seluruh keluarganya, istri, ketiga anak dan menantunya, diselamatkan dari penghukuman Allah atas manusia yang dipenuhi dosa.

Seperti Henokh, demikian juga Nuh dan keluarganya hidup bergaul dengan Allah. Dan dapat dipastikan, yang menyebabkan mereka dapat hidup karib, punya hubungan sangat erat, dengan Tuhan Allah adalah karena korban persembahan yang benar, tertumpahnya darah korban, yang dipersembahkan oleh Nuh dan keluarganya. Dan oleh karena korban, tertumpahnya darah, itulah, maka keselamatan terjadi atas Nuh dan seisi rumahnya.

5. Abraham (Kejadian 15 – 17)
Predikat terbesar yang disandang Abraham adalah bapa orang beriman, dan lewat iman itulah Abraham juga disebut sebagai bapa segala orang benar. Abraham menjadi orang benar bukan karena perbuatannya, tetapi ia benar oleh karena iman, percaya kepada janji Allah tentang Israel, keturunan Abraham sebagai bangsa pilihan yang puncaknya pada lahirnya Mesias yang dijadikan korban bagi keselamatan orang-orang pilhan Allah.
Tuhan Allah menandai perjanjian-Nya dengan Abraham melalui dua tanda yang Tuhan ajarkan untuk Abraham melakukannya dengan setia. Pertama, mezbah korban bakaran dan kedua dengan perjanjian sunat bagi anak laki-laki, yaitu dengan dikerat kulit khatannya.
Firman TUHAN kepadanya: “Ambillah bagi-Ku seekor lembu betina berumur tiga tahun, seekor kambing betina berumur tiga tahun, seekor domba jantan berumur tiga tahun, seekor burung tekukur dan seekor anak burung merpati.” Diambilnyalah semuanya itu bagi TUHAN, …(Kejadian 15:9-10)

Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu. Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal. (Kejadian 17:12-13)

Iman Abraham dinyatakan dalam kesetiaannya terhadap dua hal di atas, yang intinya mengalirnya darah. Abraham selalu mendirikan mezbah persembahan korban di setiap tempat dimana Abraham tinggal dan sunat bagi semua laki-laki seisi rumahnya. Melalui mezbah dan sunat itulah, janji Allah tentang keselamatan melalui tertumpahnya darah, iman percaya Abraham dinyatakan, dan melalui mezbah dan sunat itu juga janji tentang Mesias yang akan datang terus diwartakan.

6. Musa dan Bangsa Israel
Musa dan segenap bangsa Israel, pada waktu mereka berada di tanah perbudakan Mesir, mempunyai banyak pengalaman mujizat ajaib dengan beberapa diantaranya berkaitan dengan kuasa darah, korban persembahan melalui darah hewan yang selalu menunjuk pada darah Kristus. Salah satu diantaranya adalah peristiwa paskah.
Paskah, atau pesakh dalam bahasa Ibrani artinya melewatkan,pass over. Salah satu makna darah adalah menyelamatkan dari ancaman kematian, sebab kematian pihak lain telah menggantikannya (Keluaran 12:13,27). Darah yang dioleskan pada jenang pintu bangsa Israel memberikan tanda bahwa nyawa yang lain telah menggantikan hukuman atas rumah tersebut.

7. Kristus Yesus
Melalui puncak kehidupan pelayanan Yesus Kristus, persembahan korban dengan ditandai oleh darah, melalui peristiwa Golgota dengan sempurna telah digenapkan. Lewat tanda darah Kristus yang “dioleskan” pada setiap jenang pintu hati orang yang percaya, ancaman hukuman mati, maut, dibatalkan, oleh karena darah, nyawa Kristus telah menggantikannya.

Melalui Kristus, Imam Besar yang membawa darah-Nya sendiri masuk ke ruang kudus, menjadikan semua yang percaya, juga sampai di ruang kudus, sebab oleh iman mereka semua menjadi kudus. Layak untuk menghadap tahta hadirat Allah yang kudus.
dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal. Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup. (Ibrani 9:12-14)

Kuasa Darah Kristus
Alkitab Perjanjian Baru mencatat beberapa istilah yang menunjuk tentang kuasa dari darah Yesus bagi orang percaya, yaitu:
Darah Yesus adalah alat pembasuhan dosa manusia (1 Yohanes 1:7).
Darah Yesus adalah alat pembenaran bagi manusia berdosa di hadapan Allah (Roma 5:9).
Darah Yesus sebagai alat penebusan (Efesus 1:7, Roma 5:9-10).
Darah Yesus sebagai alat pendamaian manusia dengan Allah yang kudus (Kolose 1:20, Roma 3:25).
Darah Yesus merupakan jembatan yang olehnya manusia berjalan menuju Allah (Efesus 2:13).
Darah Yesus membersihkan hati nurani manusia yang berdosa (Ibrani 9:13).
Darah Yesus sebagai alat penyucian (Ibrani 13:12).
Adanya persekutuan antara manusia dengan Allah melalui darah Yesus (1 Korintus 10:16).
Darah Yesus juga disebut sebagai darah perjanjian kekal (Ibrani 13:20). Orang percaya dapat menjadi imam dan raja, itu karena darah Yesus (Wahyu 1:5, 5:9-10).
Darah Yesus merupakan senjata yang ampuh untuk menghancurkan iblis (Wahyu 12:11).
Manusia memperoleh kehidupan kekal hanya melalui darah Yesus (Yohanes 6:53-63).
Proses penyempurnaan hidup kekristenan kita, tidak terlepas dari darah Yesus (Ibrani 6:1-2, 7:11-19).

Tubuh dan Darah Kristus
Betapa besar dan mulianya kuasa darah Yesus yang merupakan darah perjanjian bagi manusia untuk memperdamaikan manusia dengan Allah. Karena itu Paulus, dan juga Kristus sebelum Ia disalib, mengingatkan kepada gereja Tuhan untuk memperingati korban Yesus ini melalui perjamuan kudus, dengan cara makan roti yang merupakan tubuh Kristus serta meminum anggur yang merupakan darah Kristus (I Korintus 11:23-25).

Pengajaran Paulus, juga Kristus sendiri, mengenai perjamuan kudus dimaksudkan untuk meningkatkan makna perjamuan itu dengan jalan mengkaitkannya dengan maksud penyelamatan Allah. Perjamuan kudus mengingatkan dan sekaligus memberitakan kematian Kristus bagi pendamaian melalui penebusan dan penggantian Kristus yang tidak berdosa bagi manusia yang penuh dosa. (1 Korintus 11:26)

Pergunakan waktu ini dengan baik sebab keselamatan yang Allah berikan melalui korban Anak-Nya, Yesus Kristus Tuhan, itu ada batasnya yaitu mengenai suatu jumlah yang telah Allah tentukan bagi kita orang-orang yang memperoleh kasih karunia-Nya jangan sampai kita tidak masuk hitungan dari jumlah yang Allah sudah tetapkan. (Roma 11:25)

Sebagai catatan akhir yang sangat penting bagi setiap umat manusia. “Bahwa darah Yesus Kristus tersedia dan berkuasa bagi keselamatan dan pendamaian seluruh umat manusia, tetapi hanya efektif bagi mereka yang percaya kepada-Nya.”

Advertisements